Taukah kamu? Indonesia menempati peringkat 60 dari 61 negara dalam The World’s Most Literate Nations (hasil penelitian Central Connecticut State University (CCSU), 2016). Wah, pasti prihatin banget kan dengernya jadi peringkat kedua dari bawah. Tapi jangan sekedar prihatin aja, karena kita semua bertanggung jawab untuk meningkatkan literasi tanah air kita dan bagi para orangtua tentunya mau anaknya menjadi literat.
Apa itu Literasi?
Sebelum masuk ke bagaimana menjadi orang yang literat, kita perlu tau arti literasi itu sendiri. Stefani dari CIA menjelaskan bahwa pemahaman orang awam terhadap literasi itu hanyalah sebatas kemampuan membaca dan menulis. Dan meskipun pemahaman ini tidak salah, literasi secara keselurahan adalah kecakapan menyerap, mengolah, dan menyajikan informasi.
3 Tahapan Literasi
Berdasarkan pengertiannya, literasi dapat dibagi menjadi 3 tahapan yaitu:
- Menyerap informasi
- Mengolah informasi
- Menyajikan informasi
Tiga tahapan ini sangat penting dalam kecakapan literasi. Kalau dari menyerap infonya saja sudah salah, maka akan salah juga dalam mengolah dan menyajikan informasi. Contohnya yang paling mudah yaitu Hoax. Hoax ini bisa tersebar dengan begitu mudah dan gampang karena kemampuan literasi masih rendah. Bila kita semua mau membaca dan mengerti sebuah informasi (menyerap) kemudian kita teliti fakta-faktanya (mengolah) sebelum kita sebarkan (menyajikan) maka hoax seharusnya cepat dipungkas.
Melly Kiong dalam eMKa selalu mendukung anggotanya untuk menyerap dan mengolah informasi dengan benar sebelum disebarkan. 5 Dimensi Mindful Parenting yang diajarkan dalam eMKa juga merupakan bagian dari kebiasaan mengolah info yang baik.
Siapa saja yang harus Literat?
Literasi itu adalah bentuk kecakapan hidup. Jadi, setiap orang di jenjang usia berapapun perlu meningkatkan kecakapan literasinya. Cuma, sebagai orangtua (khususnya yang anaknya masih kecil) memang punya kewajiban untuk menanamkan tahapan literasi yang benar pada anaknya.
Dalam menyerap informasi harus dipahami dengan benar, mengolah informasi dengan baik supaya anak dapat menyajikan informasi yang dapat mereka pertanggung jawabkan.
Bagaimana meningkatkan minat literasi anak?
Bagi orangtua yang anaknya masih dalam jenjang SD, salah satu caranya adalah dengan majalah CIA. Kenapa harus majalah CIA? Sebenarnya bacaan apapun yang mau diberikan boleh, tetapi harus menarik dan pas untuk anak.
Majalah CIA pas banget karena majalah dua-bahasa (Indonesia-Inggris) ini dirancang khusus dengan memikirkan cara supaya anak dapat menyerap, mengolah, dan menyajikan informasi dengan baik. Pasalnya setiap anak punya yang namanya endurance (ketahanan) membaca. Contohnya, anak SD kelas 1 dan 2 hanya sanggup menyerap maksimal artikel yang tidak lebih dari 200 kata dan 1 kalimatnya hanya terdiri dari 6-8 kata. Anak SD kelas 3 dan 4 sanggup membaca 8-10 kata per kalimat dan anak SD kelas 5 dan 6 bisa membaca hingga 12 kata per kalimat.
Di majalah bulanan CIA yang tematik ini, anak dapat menemukan artikel yang sesuai dengan umur mereka. Ga cuma itu, setiap artikel juga disertai aktivitas yang bisa jadi alat bantu untuk melihat apakah anak sudah menyerap dan mengolah bacaan tersebut sampai ke tahap penyajiannya.
Jadi, Stefani sebagai pendiri CIA mau mengingatkan agar orangtua jangan berpikir kalau anaknya tidak suka membaca, tapi mungkin bacaan yang diberikan ke anak yang tidak sesuai dengan kapasitas mereka.
Selain itu, untuk anak yang lebih dewasa, orangtua harus ingat dengan prinsip “Walk the talk” dan “What’s in it for me?”. Walk the talk artinya sebelum menyuruh anak melakukan sesuatu orangtua harus memberikan contoh terlebih dahulu. Ga cuma ngomong tapi ada buktinya. What’s in it for me? artinya orangtua harus memikirkan keuntungan dan manfaat yang bisa didapat anak dari sesuatu. Karena kalau ga ada untungnya buat mereka tentu anak-anak juga jadi males melakukan sesuatu.
Mau tau lebih lanjut seputar literasi dan majalah CIA?
Klik link dibawah ini untuk dengar talk show full version nya ya.
https://www.instagram.com/p/CLq1JHaAESD/?utm_source=ig_web_copy_link
Literasi bukan sekedar membaca dan menulis tapi juga kecakapan menyerap, mengolah dan menyajikan informasi. Kita semua punya kewajiban untuk menjadi seorang yang literat.
Yuk sama-sama meningkatkan awareness soal literasi.
What Kind of Food is Literacy?
Did you know? Indonesia is ranked 60 out of 61 countries in The World’s Most Literate Nations (research results from Central Connecticut State University (CCSU), 2016). Surely its concerning knowing that we’re ranked second from the bottom. But, don’t just feel bad because we are all responsible for strengthening the literacy in our beloved nations and parents surely want their children to be literate.
What is Literacy?
Before going in about how to become a literate, we need to understand the meaning of literacy itself. Stefani from CIA (Creativity in Action) explains that people’s understanding of literacy only goes as far as the ability to read and write. And while this definition isn’t wrong per se, literacy as a whole is the proficiency to absorb, process, and present information.
3 Steps of Literacy
According to its full definition, literacy can be divided into three steps:
- Absorbing information
- Processing information
- Presenting information
The three steps above are absolutely essential in literacy. If in the first process of absorbing information there’s already an error, then that error/mistake will carry over when processing and presenting information. The easiest example of an error happening when processing information is in Hoax. Hoax can spread so fast and easy because of low literacy. If all of us would read and understand information (absorb), be critical of the facts in said information (process) before we send/post them (present), then hoaxes wouldn’t be as prevalent.
Melly Kiong in eMKa always promotes its members to absorb and process information carefully before spreading it. The 5 dimensions of Mindful Parenting taught in eMKa is also a part of good information processing habits.
Who needs to be Literate?
Literacy is a form of life proficiency. As such, everyone in any age level needs to increase their literacy proficiency. However, parents (especially to younger kids) do have the obligation to instil the right literacy steps in their children.
When absorbing information, that information has to be properly understood, processing information well so children can present information responsibly.
How to Increase Interest in Literacy for Children?
For parents whose children are still in elementary school, one of the ways to increase interest in literacy is with the CIA magazine. Why CIA magazine? It doesn’t have to be a particular book or magazine, but the reading material given must be interesting and fit for the child.
In this case, the CIA magazine fits so well because this bilingual (Indonesia-English) magazine is specially designed with children’s ability to absorb, process, and present information in mind. Because every child has what is called a reading endurance. For example, children in elementary grade 1 and 2 can only absorb an article that is not more than 200 words long where each sentence has only 6-8 words. Meanwhile, children in elementary grade 3 and 4 can read 8-10 words per sentence and children in elementary grade 5 and 6 can read up to 12 words long per sentence.
In CIA monthly thematic magazine, children can find article that fits their age. Not to mention, every article in the magazine is accompanied with activities that serves as tools to see whether or not children can absorb and process the information in the article as well as present them.
So, Stefani as the founder of CIA wants to remind parents not to assume that their children don’t like reading, but maybe it’s the reading material given that is not suitable for the children’s capabilities.
Other than that, for older children, parents have to remember the two principle of ‘Walk the Talk’ and ‘What’s in it for me?’. Walk the talk means that before asking children to do something, parents have to give example first. In other words, giving proof to children and not just talk. What’s in it for me? means that parents have to think of the benefits that children can receive out of something. Because if they think that there’s no benefit in doing something then why bother doing it?
Want to know more about CIA magazine and literacy?
Click the link below to listen to the full version.
https://www.instagram.com/p/CLq1JHaAESD/?utm_source=ig_web_copy_link
Literacy is not just about reading and writing but the proficiency to absord, process, and present information. We all have the responsibility to become someone literate.
Let’s increase awareness about literacy together.
↑Post ini tersedia dalam 2 bahasa, klik lingkaran diatas untuk mengganti bahasa↑
This post is available in 2 languages, click the circle above to change language
Pictures taken from Freepik:<a href=”https://www.freepik.com/photos/school”>School photo created by freepik – www.freepik.com</a><a href=’https://www.freepik.com/photos/food’>Food photo created by freepik – www.freepik.com</a><a href=’https://www.freepik.com/photos/school’>School photo created by freepik – www.freepik.com</a><a href=’https://www.freepik.com/photos/school’>School photo created by jcomp – www.freepik.com</a>