“Kekompakan adalah dasar keluarga, terlebih kalau memilih homeschooling” begitu kata Septi Peni Wulandari, Founder Ibu Profesional dan Sekolah Lebah Putih. Ibu dari tiga ini mendidik semua anaknya dengan cara homeschooling. Namun menariknya, homeschooling ini bukan pilihan Septi melainkan pilihan anaknya sendiri.
Anak Yang Merdeka
Bahkan sebelum anak pertamanya lahir, Septi sudah mendiskusikan Pendidikan anak dengan suaminya. Hasilnya, mereka berdua setuju bahwa Pendidikan yang diberikan harus dapat membuat anak yang merdeka. Anak yang merdeka adalah anak yang berani mengambil keputusan untuk dirinya sendiri. Untuk mencapai anak yang merdeka, Septi selalu memberikan anaknya pilihan yang sesuai dengan value keluarga. Pilihan yang diberikan ini melatih struktur berpikir anaknya. Selain memberikan pilihan-pilihan terbaik, Septi juga memperkuat iman, akhlak, dan adat serta mengasah rasa ingin tau anak.
3 Jenis Pendidikan
Begitulah ketika anak sulungnya sudah sampai di usia masuk Sekolah Dasar, Septi menjelaskan tentang 3 jalur pendidikan (menurut Sistem Pendidikan Nasional) yang bisa diambil anaknya. Pendidikan formal, non-formal, dan informal. Pendidikan formal tentunya adalah sekolah dan Septi juga memberikan pilihan sekolah yang sesuai dengan value keluarganya. Namun, apa bedanya pendidikan non-formal dan informal? Pendidikan non-formal ini contohnya seperti kursus dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan mencakup pendidikan kesetaraan meliputi Paket A, Paket B dan Paket C. Sementara pendidikan informal adalah pendidikan yang diselenggarakan keluarga masing-masing.
Pendidikan Dalam Keluarga (Homeschooling)
Menurut Septi, keluarga adalah unit pendidikan terkecil yang sangat lincah, hanya tidak dimajukan. Orangtua seharusnya bisa mendidik anak, tapi lama-kelamaan diserahkan sepenuhnya ke sekolah sehingga kemampuan mendidik orangtua menjadi mandul karena tidak digunakan. Selain itu, Septi merasa bahwa ada kasta dalam tipe pendidikan yang diambil. Misalnya, pendidikan formal dianggap yang paling baik, alternatif nya bisa menggunakan pendidikan non-formal sementara pendidikan informal dianggap tidak ada apa-apanya. Padahal, pendidikan yang semuanya diakui Sisdiknas ini seharusnya tidak ada kastanya.
“Ajarkan anak kalau yang penting bukan kastanya, tapi peran [atau pilihan] yang harus dipertanggung jawabkan,” kata Septi.
Merdeka yang penting adalah tidak merampas kemerdekaan orang lain.
Bagaimana Bila Belum Siap Homeschooling?
Bagaimana kalau sebagai orangtua merasa tidak punya cukup waktu atau tidak punya kapasitas untuk dapat memaksimalkan homeschooling? Melly Kiong menjelaskan bahwa ia menyadari dirinya belum siap mendidik anaknya secara homeschooling sehingga mempercayakan sekolah yang gurunya mau mendengar.
Pahami bahwa setiap keluarga punya situasi yang berbeda. Makanya, setiap keluarga juga berhak memilih jalur pendidikan apapun asal mengetahui konsekuensi yang datang dari pilihan tersebut. Jangan membandingkan keluarga sendiri dengan keluarga lain, tapi bandingkanlah dengan keluargamu di masa lalu.
Homeschooling atau pendidikan dalam rumah tidak semestinya menjadi hal yang spesial karena apapun situasinya, anak adalah prioritas utama orangtua. Inilah pentingnya Mindful Parenting eMKa yang dapat dipraktekkan dalam situasi keluarga apapun.
Semua anak lahir hebat dan spesial maka tugas orangtua adalah memperbaiki diri sendiri demi memaksimalkan kehebatan anaknya.
Dengarkan versi full dari talk-show ini yang juga membahas tentang sosialisasi anak dalam homeschooling serta contoh-contoh Septi dalam mendidik anaknya dengan homeschooling di link berikut ini
Independence in Homeschooling
“Togetherness is the foundation of family, more than ever in homeschooling,” said Septi Peni Wulandari, Founder of Ibu Profesional (Professional Mother) dan Lebak Putih School. This mother of three taught all of her children via homeschooling. But interestingly, choosing homeschooling is not Septi’s decision but her son’s.
An Independent Child
Even before her first child was born, Septi already began discussing her child’s education with her husband. The result, they both agreed that whatever form of education given, it has to able to produce an independent child. An independent child means a child that is brave enough to take decisions for himself. In order to have an independent child, Septi is not afraid to let his child make decisions while providing them with choices that are true to the family’s values. These choices help develop her child’s thinking structure. Other than giving the best options, Septi also make sure to strengthen her child’s faith, attitude, and character as well as polishing the child’s curiosity.
3 Types of Education
That is how when her first-born son is finally entering elementary school, Septi began explaining about the 3 types of education that her son can take (in accordance with The National Education System (Sistem Pendidikan Nasional)). Formal education, non-formal education, and informal education. Formal education refers to schools (ones that fit the family’s values). However, what is the difference between non-formal and informal education? Examples of non-formal education are courses, swimming sessions for toddlers, as well as Community Learning Activity Center (PKBM) which also includes equivalency education (in Indonesia). While informal education is education that is done by each individual family.
Education Within the Family (Homeschooling)
According to Septi, family is the smallest education unit that is very versatile, but not promoted. Parents are supposed to be able to teach their children, but this obligation is slowly shifted to schools and so parents’ ability to teach became rusty because it is not used. Other than that, Septi also feels that there is rank between the types of education available. For example, formal education is deemed best, non-formal education is an alternative, while informal education is seen as nothing. This, even though all three options are acknowledged by the National Education System, meaning there shouldn’t be a rank between them.
“Teach children that what’s important is not the rank or caste, but the role [or choices] that needs to be accounted for,” said Septi.
Being independent is respecting other people’s freedom.
What if We’re Not Ready for Home schooling?
What if as parents we don’t feel that we have enough time or capacity to fully maximize home schooling? Melly Kiong explains that she herself realizes that she is not yet ready to teach her children by home schooling so she trusted a school with open-minded teachers.
Understand that every family has different situations. That’s why, every family has the right to choose whatever types of education as long as they understand the consequences that come with that choice. Don’t compare one’s family to another, but compare it to one’s family in the past to know whether or not one has made progress.
Home schooling or education within the family is not meant to be something special because no matter the situations, children are the first priorities of parents. This is why Mindful Parenting eMKa is so relevant, because it’s teaching can be applied within family with any situations.
Every child is born amazing and special and so parents must strive to better themselves to maximize their child’s greatness.
Listen to the full version of this talk-show that also touches on socializing when home schooling as well as examples of how Septi manages to educate her children via home schooling by clicking the link below.
↑Post ini tersedia dalam 2 bahasa, klik lingkaran diatas untuk mengganti bahasa↑
This post is available in 2 languages, click the circle above to change language
Pictures taken from Freepik:<a href=’https://www.freepik.com/photos/school’>School photo created by mego-studio – www.freepik.com</a><a href=’https://www.freepik.com/photos/school’>School photo created by ArthurHidden – www.freepik.com</a><a href=’https://www.freepik.com/photos/woman’>Woman photo created by cookie_studio – www.freepik.com</a>